Stasiun dan Bandara, Bagaimana Mereka?

Selalu menjadi setting tempat dalam cerita saya. Cerita yang selalu ada unsur keindahan di dalamnya. Meskipun tak jarang pula untuk menyisakan kesan sedih yang mendalam. Tapi sedalam apa? Hmm, itulah dia yang bernama stasiun kereta api dan bandar udara.

Selalu menjadi setting waktu dalam kisah saya. Menghadirkan senyum ‘sumringah’. jika dia telah berwarna merah. Namun kembali mengerucut menutup, sebuah bibir kembali mengambil tempat asal muasalnya, menghilangkan senyum yang merekah karena tahu dia sudah berubah menjadi hitam kembali. Hmm, itulah dia yang bernama tanggal merah dalam kalender kehidupanku.

2-7 Februari 2011 (5 hari) adalah waktu yang seharusnya panjang untuk seorang yang berstatus kerja di sebuah instansi. Waktu yang seharusnya menjadi cukup puas untuk dinikmati sebagai hari libur. Tanggal merah yang hanya berlabel di tanggal 3 Februari, menjadikan 4, 5, 6, bahkan 7 Februari ikut memerah. Sengaja menambah ijin untuk tidak masuk kantor, dengan beberapa tendensi alasan. Salah satunya adalah tiket pesawat yang lebih murah (tetep, baca : ndak mau rugi, wkwkwk). Tapi lebih dari itu semua. Senin awal bulan sekaligus awal minggu itu memang load pekerjaan belum mencapai puncaknya. Saya masih bisa meng-‘cover’ pekerjaan saya. Selama semuanya beres, tidak ada alasan untuk tidak mendapatkan ijin. Saya menikmati pekerjaan saya, dengan seluk beluk asesorisnya. Teman kantor, profesor, supervisor, birokrasi, hem….singkatnya saya menikmatinya. Nah lho malah cerita kerjaan…

2 Feb. Meeting dadakan yang mengharuskan saya berlari mengejar detik-detik terakhir busway jurusan blok M-Kota. Hum, mudah-mudah an ontime..Tidak lucu klo harus ketinggalan kereta. Sengaja playlist nya Franky and Jane dengan syairnya “Perjalanan”, menjadi pengantar perjalananku di kereta Gumarang jurusan Jakarta-Surabaya’ kala itu. Hem, saya menyukai perjalanan kereta, sangat suka. Saat yang paling tepat untuk meresapi arti udara kehidupan. Suasananya hening, kadang dingin, kadang ‘gerah’, can capek duduk. Tidak cukup hanya itu, playlistnya om iwan false, ‘kereta tiba pukul berapa’ sudah menungguku di seberang sana. Di mana lagi? Stasiun KA Lamongan.

3 Feb. Inilah selalu ada keindahan di satu tempat ini. Stasiun KA Lamongan, sudah aku rindukan. Udara paginya tak mampu membuatku berbohong bahwa saya merindu. Terimakasih kali ini, saya menjadi wanita yang begitu dihormati, sebuah kehormatan bagi saya, untuk kali pertamanya diberi kesempatan naik si Merah yang mungil, tapi begitu berani menarik saya masuk ke dalamnya, bungkusan kado yang di atas kursi depan itu, membuat saya tercengang, untuk saya kah? Dalam hati saya berkata demikian…Saya tidak berani menggeser, tapi saya harus duduk. Hehe, terimakasih kadonya. Its so surprise..Saya tidak bisa berbohong, saya menyukai momen ini. Depot Asih menjadi persinggahan pertama untuk membunuh rasa lapar, soto Lamongan,,,,finally :).

Hari yang bersejarah dalam hidup saya. Perjalanan off road. Wwkwkw. Tapi saya terkesan akan kunjungan kali ini. Sebuah kehormatan bagi saya, untuk mau tahu tempat kelahiran saya. Tempat saya dibesarkan, tempat saya dididik, tempat yang selalu saya rindukan. Kampoeng Halamankuw…Percakapan singkat itupun terjadi, dan akhirnya terlampaui. I dont know what to say, this is run too fast. Arigatou…

5 Feb. Surabaya lagi-lagi menjadi setting berikutnya. Dan saya paling suka cafe itu. Es krim avocadonya memberikan nuansa yang tidak mendeskripsikan perasaan saya kala itu. Ya, saya bingung dengan perasaan saya. Sampai pada akhirnya saya bisa menyimpulkan bahwa this is real. I know this feeling, and i am sure. This is love….

La la la, play listnya apa kali ini? no play list, just story. Cerita cerewet yang tak ada habisnya menghabiskan hari itu. Berasa berjalan begitu cepat. Padahal seharusnya lama jika disuruh ngerjakan soal IPS. wkwkwkw

7 Feb. Inilah saatnya yang merah sudah berubah menjadi hitam. Mau tidak mau, hari ini harus datang. Hari ini harus dilewati. Dan percayalah hari ini sangat menyedihkan. Lagi-lagi Surabaya masih menjadi setting nya. Cafe yang cukup terang dan agak panas (baca : AC nya kurang dingin). Tanpa es krim, tanpa coklat, hem, rasanya ini cafe baru buka. Kopi dan avocado juice. Hem, aslinya saya seperti harus menghitung berapa jam, berapa menit lagi, berapa detik yang tersisa? Jarum jam berjalan begitu cepat, saya begitu malas melihat jam tangan itu. Tapi mataku selalu mengarah pada jam tangan. Counting Down the tima.

Playlistnya pun banyak. Macem-macem. Tapi saya masih tetap menunggu suara asli itu untuk saya. Mmmmm saya yakin pasti akan datang hari itu. Semua Tentang Kita, Pertempuran Hati, Nothing to Lose, Daniel Sahuleka, Maaf (Rio) atau Tomatnya Wali? wkwkwkw, 2 single yang antara suka dan tidak suka. Banyak ga sukanya kayaknya, haha…Tapi KCB begitu ingin aku putar, tapi untung akhirnya tidak. Sepanjang tol selepas Waru hingga Bandara, saya hanya terdiam, pikir sedih, takut, dan sekaligus bahagia. I dont know what to say. Ingin rasanya menarik mundur laju mobilnya. Malas menuju bandara, setting yang akan menyisakan kepedihan itu.

Yes, “This is your turn”. Begitulah yang tertulis. DAMN!!!!!! I must face this time. Kali ini bener-bener bermain waktu. Hinga 15 menit menuju jadwal penerbangan, saya masih di luar. Saya malas melangkahkan kaki menuju ruang yang penuh dengan koper berjalan itu. Gate 6 sudah sepi, dan inilah saya menjadi penumpang terahir yang masuk. Pesawat sudah boarding, hahaha.. Semua kursi sudah penuh, yah hanya tinggal kursi saya. Petugas tiket bingung mencari nama siapa yang belum masuk pesawat itu. Dan itulah saya. :). Kayaknya gak lucu deh kalau kali ini ketinggalan pesawat. Wkwkw, bener-bener nekad, saya cuek aja. Sudah menjadi estimasi saya, insya Allah saya tidak akan ketinggalan, tapi saya sengaja mencoba pengalaman baru ini, hmm last minutes yang menegangkan, saya suka.

@juanda…actually, i am really hard to say good bye..but this is real..I dont know what to say, just big thanks to….i am happy, i am really happy..arigatou…

Playlist yang menyebalkan, kenapa bisa pas banget. Finally..

“Leaving On A Jet Plane” – CHANTAL KREVIAZUK

I’m … I’m …

All my bags are packed, I’m ready to go
I’m standin’ here outside your door
I hate to wake you up to say goodbye

But the dawn is breakin’, it’s early morn
The taxi’s waitin’, he’s blowin’ his horn
Already I’m so lonesome I could die

So kiss me and smile for me
Tell me that you’ll wait for me
Hold me like you’ll never let me go

‘Cause I’m leaving on a jet plane
I don’t know when I’ll be back again
Oh, babe, I hate to go

I’m …

There’s so many times I’ve let you down
So many times I’ve played around
I’ll tell you now, they don’t mean a thing

Every place I go, I think of you
Every song I sing, I sing for you
When I come back I’ll wear your wedding ring

So kiss me and smile for me
Tell me that you’ll wait for me
Hold me like you’ll never let me go

‘Cause I’m leaving on a jet plane
I don’t know when I’ll be back again
Oh, babe, I hate to go

Now the time has come to leave you
One more time, oh, let me kiss you
And close your eyes and I’ll be on my way

Dream about the days to come
When I won’t have to leave alone
About the times that I won’t have to say …

Oh, kiss me and smile for me
Tell me that you’ll wait for me
Hold me like you’ll never let me go

‘Cause I’m leaving on a jet plane
I don’t know when I’ll be back again
Oh, babe, I hate to go

And I’m leaving on a jet plane
I don’t know when I’ll be back again
Oh, babe, I hate to go

But I’m leaving on a jet plane

Leave a comment